Seorang pemburu berhasil menangkap seekor burung. Sang burung berkata kepada pemburu: “ Lepaskan aku, dan akan kuberikan 3 nasihat kepadamu.” Sang pemburu ragu-ragu, tapi akhirnya setuju juga untuk melepaskan sang burung untuk ditukar dengan 3 nasihat.
Ketika dilepas, sang burung memberikan nasihat pertamanya: “Relakan apa yang telah terlepas dari tanganmu, betapapun berharganya hal itu.” Pemburu berpikir sejenak, dan merasa nasehat ini berguna untuk dirinya dalam menjalani hidup yang tidak menentu ini.
Sang burung terbang menjauh dan memberi nasihat kedua: “Janganlah terlalu percaya pada hal-hal yang terlalu baik dan tidak masuk akal sehat.” Pemburu merasa menarik juga nasihat ini, dan baik untuk kehidupannya. Dia tersenyum dan merasa senang telah menukar sang burung dengan nasihat bijak ini.
Sang burung terbang keatas pohon dan berkata: “Pemburu bodoh, sebenarnya ada harta kekayaan berlimpah padaku, didadaku ada dua permata besar yang sangat berharga, kalau saja kau bunuh aku, dan kau jual permata ini, kau akan menjadi orang yang sangat kaya raya.” Sang pemburu sangat marah, dan sangat menyesal telah melepaskan sang burung. Ingin dia mengejar lagi dan menangkap lagi sang burung, tetapi burung itu sudah bertengger di dahan pohon tinggi dan terlalu jauh darinya.
Sambil menekan amarah dan rasa sesalnya sang pemburu berkata: “Ayo berikan nasihatmu yang ketiga.” Sang burung pun berkata: “Ah betapa bodohnya kamu, baru saja kuberikan dua nasihat berharga, telah kau abaikan keduanya. Lihatlah dirimu sendiri, kaulepaskan diriku, dan masih kau sesali pula, dan masih juga kau percaya pada hal-hal yang diluar akal sehat. Inilah nasehatku ketiga: “Janganlah hidup dengan bodoh. Gunakan akal pikiranmu. Semoga hidupmu lebih baik.” Dan sang burungpun terbang pergi meninggalkan sang pemburu yang tertegun seorang diri.
Dari cerita diatas, kita mendapatkan pelajaran yang berharga, bahwa kita harus berfikir realistis, logis, cermat dalam menghadapi persoalan. Kita Bisa!
Salam,
Handoko
No comments:
Post a Comment