Kalau kita memelihara kucing atau anjing, ada observasi yang bisa kita lakukan. Coba kita perhatikan ketika ada tamu yang datang ke rumah kita; siapakah yang bisa dekat dengan kucing atau anjing kita. Sikap mereka kepada tamu kita bisa macam-macam. Ada tamu yang begitu datang sudah langsung dimusuhi; digonggongi misal. Ada yang didekati, diendus-endus dan akhirnya mau dekat dengan tamu tersebut. Atau tiba-tiba kucing meloncat dan duduk di pangkuan tamu.
Ada yang menarik kalau kita dengar komentar orang-orang yang melihat ini. Ada yang bilang, "Oh itu, Moly langsung kenal kamu. Karena dia tahu kamu suka anjing, jadi dia suka ke kamu." Atau ada yang berkomentar, "Kamu memelihara kucing di rumah ya ? Dia membaui adanya bau kucing yang pernah dekat dengan bajumu."
Nah, ada sebuah riset yang menarik di Amerika tentang hal ini. Riset ini menemukan kucing telah mengenal bahasa tubuh manusia. Ketika kita merespon saat berdekatan dengan kucing, respon kita bisa berbeda. Terkadang kita mundur sedikit karena tidak suka, atau malah menjadi tegang. Bisa pula karena kita senang, kita maju sedikit dan mendekatinya dengan mantap. Kucing, demikian juga anjing dan binatang lainnya, mengerti tentang apa yang disinyalkan oleh 'body language' kita dan selanjutnya meresponnya dengan negatif atau positif.
Kalau binatang saja mengetahui adanya bahasa tubuh manusia, apalagi manusia sendiri. Manusia bisa merasakan bahasa tubuh manusia lain dan langsung meresponnya. Nah ini yang harus kita perhatikan. Sehingga kalau kita amati, bila ada orang bertemu dengan orang baru atau teman baru, dia akan mengamati body language'nya terlebih dahulu. Wajarkah senyumnya ? Apakah matanya menunjukkan perhatian ? Tuluskah pujiannya ? Sehingga dia akan merespon dengan ramah, welcome, sinis atau malah harus berhati-hati.
Hal ini tentu sangat penting bagi orang-orang dimarketing seperti kita. Kita yang berdekatan dengan konsumen atau pelanggan seperti salesman, customer service, medical representative, customer support dan lainnya. Jangan sampai kita selalu menunjukkan bahasa tubuh yang negatif, sehingga konsumen atau mitra kerja meresponnya secara negatif juga, seperti calon pelanggan yang merasa tidak enak ketika salesman mendekati mereka.
Jadi dalam kehidupan marketing atau bisnis, kita harus memperhatikan dan belajar untuk selalu menunjukkan bahasa tubuh yang positif atau aura positif. Dengan demikian kesempatan sukses kita akan menjadi jauh lebih besar tanpa kita sadari.
Jadi dalam kehidupan marketing atau bisnis, kita harus memperhatikan dan belajar untuk selalu menunjukkan bahasa tubuh yang positif atau aura positif. Dengan demikian kesempatan sukses kita akan menjadi jauh lebih besar tanpa kita sadari.
KITA BISA!
Salam,
Handoko
No comments:
Post a Comment