Welcome to Handocoboys Blog!!! With GOD all thing are posible...

Saturday 20 March 2010

The secret of “Ilmu Unta”


Alkisah ada seorang musafir yang berkelana mencari ilmu untuk bekal masa depannya. Dari hari ke hari, bulan ke bulan, hingga tahun demi tahun dia lewati. Dalam perjalanannya Sang musafir selalu ditemani tunggangannya, yaitu seekor unta. Dimanapun Sang musafir berada, Si Unta selalu ada. Dalam pengembaraannya, Sang Musafir singgah ke berbagai daerah, melintasi pegunungan, bukit, lembah, gurun pasir, desa – desa, dan perkampungan terpencil. Dan disetiap tempat yang disinggahi, selalu mendapat ilmu ataupun pengalaman yang berbeda – beda.

Suatu hari, Sang Musafir berkelana melewati padang gurun yang luas, tandus, jarang ada pepohonan yang tampak. Kala itu hari sudah menjelang petang, Sang Musafir berkata kepada Si Unta, “Hei Unta, hari sudah mulai petang nih, kita tidak bisa melanjutkan perjalanan. Kita harus menginap di gurun pasir ini.” Jawab Si Unta,”Baiklah tuanku, tuan segera dirikan tenda, keburu hari jadi gelap.” Singkat cerita Sang Musafir dengan cekatan mendirikan tenda untuk beristirahat.

Malam semakin larut, bintang – bintang bertaburan diangkasa, cuaca cerah, tidak ada awan atau mendung, karena waktu itu musim kemarau. Hal lain yang sangat ekstrim adalah suhu udara, di padang gurun kalau siang sangat panas, tapi dimalam hari sangat dingin. Kala itu jam menunjukkan pukul 21.00 waktu setempat, Sang Musafir sudah mulai tampak kelelahan, sudah mau tidur. Dari luar tenda terdengar Si Unta memanggil Sang Musafir, “ Tuanku, malam ini sangat dingin udaranya, Tuanku. Bolehkah ekor saya masuk ke dalam tenda, tuanku?” jawab Sang Musafir “ Boleh, untaku!” dengan senang hatinya Si Unta bergegas memasukkan ekornya ke dalam tenda. Menit demi menit, jam demi jam, waktu menunjukkan pukul 24.00, udara diluar tenda sangat dingin menusuk tulang. Tiba – tiba terdengar suara Si Unta memanggil majikannya. “Tuanku, udara diluar semakin dingin, Tuanku. Bolehkah kedua kaki belakangku dan separo badanku masuk kedalam tenda, tuanku? Sang Musafir tahu kalau udara di luar tenda sangat dingin, maka Sang Musafir memperbolehkan Si Unta memasukkan kedua kaki belakang dan separo badannya.

Sang Musafir melanjutkan istirahatnya dengan lelap karena kelelahan. Jam menunjukkan pukul 02.00 dini hari. Tiba – tiba Sang Musafir dikagetkan dengan suara rintihan Si Unta. Si Unta menggigil kedinginan, karena separo badan dan kepalanya masih diluar tenda. Sang Musafir terbangun dari tidurnya, dan bertanya pada Si Unta, “ Hei unta, mengapa kamu merintih – rintih seperti itu?” Jawab Si Unta, “ Tuanku, udara di luar sangatlah dingin, Tuanku. Aku sudah tidak tahan lagi, Tuanku.” Sang Musafir mulai iba, akhirnya Sang Musafir memperbolehkan masuk separo badan, dua kaki depan dan kepalanya. Jam 02.00 seluruh tubuh Si Unta bisa masuk ke dalam tenda dan tidur dengan nyenyak bersama Sang musafir sampai pagi.

Dari cerita diatas, kita dapat mengambil maknanya, kita harus sabar menghadapi mitra bisnis, dengan kesabaran maka kita akan mendapatkan hasil yang optimal. Kita tidak bisa langsung deal besar dengan mitra bisnis kita. Kita harus pelan – pelan dan sabar ,“merayu “ mitra bisnis kita untuk memakai produk kita. Jika produk kita sudah dipakai, maka kita dengan sabar merayu lagi untuk memakai produk kita yang lain, sampai akhirnya semua produk kita dipakai semua oleh mitra bisnis kita. Trik ini sangatlah cocok dipakai oleh salesman atau marketer yang membawa banyak produk. Dengan kesabaran, keuletan, keseriusan, “rayuan yang tulus,” kita dapat mengoptimalkan penjualan produk kita ke outlet. Inilah rahasia sukses “ILMU UNTA”. Kita Bisa!

Salam,

Handoko

Sunday 14 March 2010

Kucing, Anjing & Bahasa Tubuh



Kalau kita memelihara kucing atau anjing, ada observasi yang bisa kita lakukan. Coba kita perhatikan ketika ada tamu yang datang ke rumah kita; siapakah yang bisa dekat dengan kucing atau anjing kita. Sikap mereka kepada tamu kita bisa macam-macam. Ada tamu yang begitu datang sudah langsung dimusuhi; digonggongi misal. Ada yang didekati, diendus-endus dan akhirnya mau dekat dengan tamu tersebut. Atau tiba-tiba kucing meloncat dan duduk di pangkuan tamu.

Ada yang menarik kalau kita dengar komentar orang-orang yang melihat ini. Ada yang bilang, "Oh itu, 
Moly langsung kenal kamu. Karena dia tahu kamu suka anjing, jadi dia suka ke kamu." Atau ada yang berkomentar, "Kamu memelihara kucing di rumah ya ? Dia membaui adanya bau kucing yang pernah dekat dengan bajumu."

Nah, ada sebuah riset yang menarik di Amerika tentang hal ini. Riset ini menemukan kucing telah mengenal bahasa tubuh manusia. Ketika kita merespon saat berdekatan dengan kucing, respon kita bisa berbeda.
Terkadang kita mundur sedikit karena tidak suka, atau malah menjadi tegang. Bisa pula karena kita senang, kita maju sedikit dan mendekatinya dengan mantap. Kucing, demikian juga anjing dan binatang lainnya, mengerti tentang apa yang disinyalkan oleh 'body language' kita  dan selanjutnya meresponnya dengan negatif atau positif.

Kalau binatang saja mengetahui adanya bahasa tubuh manusia, apalagi manusia sendiri. Manusia bisa merasakan bahasa tubuh manusia lain dan langsung meresponnya. Nah ini yang harus kita perhatikan. Sehingga kalau kita amati, bila ada orang bertemu dengan orang baru atau teman baru, dia akan mengamati body language'nya terlebih dahulu. Wajarkah senyumnya ? Apakah matanya menunjukkan perhatian ? Tuluskah pujiannya ? Sehingga dia akan merespon dengan ramah,
welcome, sinis atau malah harus berhati-hati.

Hal ini tentu sangat penting bagi orang-orang dimarketing seperti kita.  Kita yang berdekatan dengan konsumen atau pelanggan seperti salesman, customer service, medical representative, customer support dan lainnya. Jangan sampai kita selalu menunjukkan bahasa tubuh yang negatif, sehingga konsumen atau mitra kerja meresponnya secara negatif juga, seperti calon pelanggan yang merasa tidak enak ketika salesman mendekati mereka.

Jadi dalam kehidupan
marketing atau bisnis, kita harus memperhatikan dan belajar untuk selalu menunjukkan bahasa tubuh yang positif atau aura positif. Dengan demikian kesempatan sukses kita akan menjadi jauh lebih besar tanpa kita sadari.  
KITA BISA!

Salam,

Handoko