Tahun 2010 sudah hampir berlalu.. Suka cita, tantangan, perjuangan, kita lalui di tahun ini. Luar Biasa, tahun yang penuh tantangan ini dapat kita lewati dengan indah, penuh makna, dan penuh rasa syukur.
Terima kasih Tuhan atas penyertaanmu selama tahun 2010 ini, sungguh banyak hal-hal yang kita alami di tahun ini, dan semuanya bermuara pada pendewasaan cara berfikir, bersikap, perubahan untuk menjadi lebih baik, dan lebih baik lagi. Amin!
Sebagai perenungan dan refleksi tahun 2010, saya akan menutup dengan cerita “filosofi Burung Elang”, semoga dapat menjadi pijakan untuk berbuat lebih, dan lebih baik lagi di tahun 2011.
Alkisah ada Seekor Elang Gunung yang terkenal sebagai Raja Predator di Gunung. Elang Gunung memang rajanya burung di daerah pegunungan, rata-rata umur Elang Gunung bisa sampai 80 tahun, seperti rata-rata umur manusia ( itupun kalo manusianya punya gaya hidup sehat).
Elang Gunung mempunyai tampang yang sangar, kekar, mata tajam, cakar yang kuat, serta sepasang sayap yang kuat. Elang Gunung mampu terbang berjam-jam mengitari pegunungan. Elang Gunung tahan terhadap berbagai cuaca, baik hujan, panas, serta dinginnya pegunungan. Sebagai predator, burung-burung kecil dan berbagai macam serangga dimangsanya. Banyak hewan-hewan disekitar pegunungan yang ketakutan kalo melihat Elang Gunung datang. Mereka takut dimangsa oleh Elang Gunung.
Seiring perkembangan waktu, umur Elang Gunung pun juga bertambah. 10 tahun, 20 tahun, 30 tahun, dan akhirnya sampailah di umur 40 tahun. Elang Gunung kalo sudah berumur 40 tahun, kemampuannya yang perkasa sebagai Raja Gunung pun mulai sirna. Paruh yang keras mulai memanjang, sehingga tidak tajam lagi untuk mematuk, cakar-cakar yang kekar kukunya mulai panjang dan melengkung, sehingga tidak bisa mencengkeram mangsanya dengan baik. Sayap-sayapnya pun menebal, dan banyak yang patah, sehingga tidak tahan lama untuk terbang mengelilingi pegunungan yang luas. Intinya, Elang Gunung si Raja Gunung yang perkasa itu menjadi sosok yang tidak ditakuti lagi oleh hewan-hewan disekitar pegunungan. Elang Gunung itu sudah tua, lemah, dan bukan sebagai raja gunung lagi.
Suatu ketika, Elang Gunung itu mendarat dan hinggap di atas Gunung, di atas bebatuan Gunung yang keras dan tajam. Elang Gunung itu merenungi nasibnya sekarang. Kata Elang Gunung pada dirinya,” Aku sekarang lemah, aku tidak perkasa lagi, aku bukan raja gunung lagi, aku tidak ditakuti lagi.” Elang Gunung itu terus merenung hingga siang, terik matahari tidak dirasakannya. Setelah sekian lama merenung, akhirnya Elang Gunung itupun menemukan solusinya. “Aku ingin seperti dulu lagi! Aku ingin kuat, perkasa dan menjadi raja gunung lagi!”, kata Elang Gunung itu pada dirinya.
Tiba-tiba Elang Gunung itu mencabuti bulu-bulu sayapnya dengan paruhnya hingga habis, setelah itu mematuk-matukkan paruhnya yang keras dan panjang itu ke batu pijakannya. Walaupun sakit, tidak dirasakannya. Terus, terus, dan akhirnya paruh itu sampai patah dan terlepas. Betapa sakitnya si Elang Gunung itu, sayapnya telah habis, paruhnya juga patah. Ternyata tidak berhenti sampai disitu, cakar-cakarnya yang panjang dan kuku-kukunya yang melengkungpun digesek-gesekkan ke bebatuan, hingga terlepas juga. Sungguh naas nasib si Elang Gunung ini. Dahulu perkasa, sekarang tak berdaya.
Pertanyaannya adalah mengapa si Elang Gunung ini berbuat demikian?? Kenapa dia menyiksa dirinya saat ini?? Ada apa dibalik semua yang dia lakukan?? Ternyata ada agenda besar dibalik semua ini. Si Elang Gunung ini menginginkan PERUBAHAN. Berubah menjadi lebih baik dari yang dia alami sekarang. Si Elang Gunung ini ingin perkasa lagi, menjadi raja Gunung lagi. Setelah sekian lama tersiksa dengan kondisinya sekarang, seiring perkembangan waktu, bulu-bulu sayapnya pun mulai tumbuh baru, dan semakin banyak. Paruhnya yang patahpun sudah mulai tumbuh dan tajam lagi, cakar-cakarnya pun kembali normal. LUAR BIASA!
Akhirnya si Elang Gunung ini kembali seperti dulu lagi. Menjadi raja gunung yang kuat dan perkasa lagi. Bisa terbang dengan jarak yang jauh, paruhnya juga sangat tajam seperti dulu lagi. Hewan-hewan disekirar gunung pun takut dengannya.
Kita mendapatkan pelajaran berharga dari filosofi Elang Gunung ini, tahun 2010 yang kita lalui ibarat keadaan Elang Gunung yang berumur 40 tahun. Kita diharapkan dapat berubah seperti Elang Gunung itu. Berubah menjadi lebih baik, dan lebih lagi. Tahun 2011 sudah di depan mata. Tantangan, problem, dan cobaan siap menghadang, dan kita dituntut untuk dapat mengatasi berbagai tantangan ini. Kita bisa belajar dari Elang Gunung itu. Kita terlahir untuk menjadi pemenang. Kita Bisa!
Selamat Tahun Baru 2011
Tuhan Memberkati