Senyum bisa punya sejuta makna, tetapi sebenarnya apa manfaat senyum? Pada dunia hewan, menarik ujung bibir biasanya bermakna akan melakukan penyerangan, pertanda menantang, dan tanda agresi. Mengapa berbeda pada manusia?
Proffessor John J.Ohala, dari Berkeley, memberikan jawaban yang mengejutkan, ternyata manusia tersenyum pada awalnya bukanlah karena penampilan, tetapi karena suara. Ketika kita tersenyum dan berbicara maka suara kita menjadi lebih tinggi, yang ternyata menandakan keramahan, dan persahabatan.
Karena itu sangat disarankan, ketika anda menelpon klien anda, tersenyumlah, supaya terasa lebih bersahabat, kecuali kalau memang anda menelpon untuk menegur atau marah2.
Ketika kita menggoda bayi, tanpa sadar pitch suara kita akan meninggi, yang menandakan hubungan sosial yang akrab. Sedangkan kalau kita mau terlihat “galak” dan ‘serius” maka tanpa sadar kita akan merendahkan suara kita.
Pada hewan, seperti anjing pun, terjadi hal yang sama, kalau mengajak bermain, maka suaranya akan meninggi, sebaliknya kalau mengancam, pitch suaranya akan merendah.
Pada lelaki tejadi perubahan suara dari tinggi menjadi rendah ketika melewati masa akil balik, menjadi dewasa, yang berarti menjadi lebih serius.
Menurut kabar angin, Margaret Thatcher sebelum menjadi “Iron Lady” juga memakai pelatih untuk membuat suaranya menjadi lebih rendah, supaya terasa lebih serius. Bukan saja suara dapat dilatih, bahkan sekarang sudah ada operasi plastik untuk merubah suara menjadi lebih tinggi, supaya seseorang terdengar lebih bersahabat.
Jadi, salah satu sebab kita tersenyum adalah supaya suara kita tidak terasa mengancam dan menakutkan, supaya kita lebih mudah didekati. Secara naluri selanjutnya orang memahami senyum sebagai sebuah tanda “mudah didekati” dan “bersahabat”.
Bila anda ingin terasa lebih “serius” maka rendahkan pitch suara anda, dan kalau ingin terdengar lebih bersahabat, silahkan meninggikan pitch suara anda, atau katakan dengan muka tersenyum.
Proffessor John J.Ohala, dari Berkeley, memberikan jawaban yang mengejutkan, ternyata manusia tersenyum pada awalnya bukanlah karena penampilan, tetapi karena suara. Ketika kita tersenyum dan berbicara maka suara kita menjadi lebih tinggi, yang ternyata menandakan keramahan, dan persahabatan.
Karena itu sangat disarankan, ketika anda menelpon klien anda, tersenyumlah, supaya terasa lebih bersahabat, kecuali kalau memang anda menelpon untuk menegur atau marah2.
Ketika kita menggoda bayi, tanpa sadar pitch suara kita akan meninggi, yang menandakan hubungan sosial yang akrab. Sedangkan kalau kita mau terlihat “galak” dan ‘serius” maka tanpa sadar kita akan merendahkan suara kita.
Pada hewan, seperti anjing pun, terjadi hal yang sama, kalau mengajak bermain, maka suaranya akan meninggi, sebaliknya kalau mengancam, pitch suaranya akan merendah.
Pada lelaki tejadi perubahan suara dari tinggi menjadi rendah ketika melewati masa akil balik, menjadi dewasa, yang berarti menjadi lebih serius.
Menurut kabar angin, Margaret Thatcher sebelum menjadi “Iron Lady” juga memakai pelatih untuk membuat suaranya menjadi lebih rendah, supaya terasa lebih serius. Bukan saja suara dapat dilatih, bahkan sekarang sudah ada operasi plastik untuk merubah suara menjadi lebih tinggi, supaya seseorang terdengar lebih bersahabat.
Jadi, salah satu sebab kita tersenyum adalah supaya suara kita tidak terasa mengancam dan menakutkan, supaya kita lebih mudah didekati. Secara naluri selanjutnya orang memahami senyum sebagai sebuah tanda “mudah didekati” dan “bersahabat”.
Bila anda ingin terasa lebih “serius” maka rendahkan pitch suara anda, dan kalau ingin terdengar lebih bersahabat, silahkan meninggikan pitch suara anda, atau katakan dengan muka tersenyum.
Senyum merupakan ibadah, berkaitan dengan bulan puasa ini mari kita selalu tersenyum pada semua orang. Senyum yang membawa berkat bagi sesama. KITA BISA!
Salam,
Handoko