Welcome to Handocoboys Blog!!! With GOD all thing are posible...

Sunday 24 January 2010

ABCD - Kunci Sukses

Above and Beyond The Call Of Duty (ABCD). 


Ada sebuah restoran yang ramai sekali di San Francisco. Seorang konsultan heran akan keramaian ini dan mencobanya. Dia datang dan disambut seperti biasa oleh pelayan.


“Bapak mau makan apa?” Memilih milih menu, dia memesan bakmi goreng.
“Bapak mau minum apa?” “Coke Zero dan Es Batu”
“Maaf pak, kami sudah kontrak dengan Pepsi, bagaimana kalau kami ganti dengan Diet Pepsi?”
“ Wah, tidak mau, kalau tidak ada Coke Zero, yah air putih saja.” Kata pelanggan dengan tidak puas.


Ketika sedang makan bakmi dan minum air putih, tiba2 ada seseorang yang berpakaian jas lewat dan membawa Coke Zero dan Es Batu. Menaruh di mejanya dan berkata: “ Ini Pak, Coke Zero keingingan bapak, komplemen dari restoran kami.


Dengan heran orang ini meminumnya dan hatinya senang. Dipanggilnya pelayan tadi: “Pak, ini kok ada Coke Zero?”. Pelayan tertawa dan berkata: “Wah sudah ada ya Coke Zero nya, selamat menikmati, kami belikan dari pasar swalayan seberang. Manager kami yang pergi beli pak, kita kita lagi sibuk semua.”


“Lho, katanya tidak boleh ada Coke Zero, dan sudah kontrak dengan Pepsi?” Jawab sang pelayan: “Oh ya pak, kita dilarang menjual Coke, tapi kalau memberikan gratis kan tidak melanggar aturan. Selamat menikmati.”
Dari cerita di atas kita mendapatkan pelajaran, bahwa kalo kita berbuat lebih untuk kepuasan pelanggan, maka akan memberikan kesan yang mendalam terhadap pelanggan, akhirnya pelanggan tersebut  menjadi salesman extended. Pelanggan akan mempromosikan produk kita, tanpa kita membayarnya. Istilah lainnya mempromosikan dari mulut ke mulut, atau getok tular.

Berbuat lebih untuk pelanggan kita adalah salah satu kunci sukses.
The Difference Between Ordinary and Extraordinary is That Little Extra.
Kita Bisa!
Salam,
Handoko
(cerita diambil dari tanadi santoso.com)

Saturday 9 January 2010

Rumus Sukses E + R = O, Kisah Seorang Pedagang Tomat!



Ada sebuah kata yang menarik, RESPONSIBILITY atau tanggung jawab, berasal dari kata respons dan ability. Ini berarti bagaimana kemampuan kita untuk merespon atau bereaksi terhadap setiap kejadian yang terjadi di dalam kehidupan kita.

Dalam dunia bisnis dan kehidupan, banyak terjadi berbagai hal baik yang sesuai atau tidak sesuai dengan harapan kita. Maka, hasil yang kita dapatkan adalah kumulasi dari event atau kejadian yang terjadi, ditambah dengan response atau reaksi yang kita berikan, menghasilkan outcome atau hasil yang kita hadapi kemudian.

Rumus sederhananya adalah:

E + R = O

(Event + Response = Outcome)


Inilah hal yang ditulis oleh Jack Canfield dalam bukunya The Success Principle. Dimana hasil yang kita dapatkan adalah buah dari kemampuan kita bereaksi terhadap segala kejadian yang terjadi dalam kehidupan kita sehari - hari.

Seorang pemuda pengangguran  melamar pekerjaan sebagai "office boy"di perusahaan besar di Jakarta. Salah seorang staff HRD perusahaan mewawancarai  dia dan melihat dia membersihkan lantai sebagai tesnya."Kamu diterima," katanya, "berikan alamat e- mailmu dan saya akan mengirim formulir untuk diisi dan pemberitahuan kapan kamu mulai bekerja." Pemuda itu menjawab,"Tapi saya tidak punya komputer, apalagi  e-mail. Ternyata si pemuda tadi tidak tahu email. Kemudian si pewawancara  berkata: “maaf, kalau anda tidak mempunyai email, kita tidak bisa menerima anda bekerja disini.”  Si pemuda  itu pergi dengan harapan kosong. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan hanya dengan uang Rp.100.000 di dalam kantongnya. Dalam perjalanan pulang ke rumah, dia bingung, hatinya kalut dan kadang  merenung sendiri. Biaya perjalanan pulang kerumah plus makan perkiraan habis Rp. 25.000, sisa uang dikantong tinggal Rp.75.000. Dalam perjalanan pulang itu, si pemuda tadi lewat  Pasar Minggu, dalam kebimbangan hati dan rasa binggungnya, dia melihat ibu-ibu menjajakan aneka sayuran segar. Hari sudah larut malam, hiruk pikuk pedagang terlihat disana sini. Tiba-tiba si pemuda itu melihat tomat merah yang ranum dan segar-segar, dia tergerak hatinya untuk bertanya kepada ibu si penjual tomat, “Bu, sekotak tomat ini harganya berapa? Jawab ibu : “75 ribu, dik.” Wah, pas bener uangku, pikir si pemuda itu.” Akhirnya si pemuda tadi memutuskan membeli sekotak tomat yang berisi 25 kg.  “Berarti 1 kg harganya Rp.3000, padahal ibuku  kalo membeli tomat pada pedagang sayur keliling yang biasa lewat depan rumah harganya Rp. 6000,- per-kilonya.”pikir si pemuda.  Perjalanan dari siang, malam, hingga dini hari, akhirnya sampailah dirumahnya. Pagi-pagi si pemuda itu langsung mempersiapkan tomat dagangannya.  Ia menjual tomat itu keliling dari rumah ke rumah. Akhirnya sekilo, dua kilo tomat terjual juga. Ada tetangganya yang tanya, “ Katanya mau kerja di perusahaan besar?? Kok sekarang jualan tomat keliling?” Walaupun banyak sindiran sana sini, si pemuda itu tetap semangat menjual tomatnya. Kurang dari 2 jam, dia berhasil melipatgandakan modalnya. Tomatnya semua habis terjual. Luar Biasa!  Dari modal 75ribu, dia dapatkan 150ribu. Dia pun sadar bahwa dia bisa bertahan hidup dengan cara ini. Ia mulai pergi bekerja lebih pagi dan pulang larut. Uangnya menjadi lebih banyak 2x sampai 3x lipat tiap hari. Hari demi hari omsetnya kian bertambah. Barang dagangannyapun kian beraneka ragam, dari sayuran, juga merambah ke buah-buahan.  Dari 75ribu, 150ribu, 300ribu, .. sampai sehari omsetnya mencapai puluhan juta rupiah. 
Dia pun membeli gerobak, lalu truk, kemudian akhirnya ia memiliki armada kendaraan pengirimannya sendiri. Lima tahun kemudian, pemuda  itu sudah menjadi salah satu pengusaha makanan terbesar di Indonesia. Ia mulai merencanakan masa depan keluarga,dan memutuskan untuk memiliki asuransi jiwa. Ia menghubungi broker asuransi, dan memilih protection plan. Sang broker pun menanyakan alamat e-mailnya. Laki-laki itu menjawab, "Saya tidak punya e-mail." Sang broker bertanya dengan penasaran, "Anda tidak memiliki e-mail, tapi sukses membangun sebuah usaha besar. Bisakah Anda bayangkan, sudah jadi apa Anda kalau Anda punya e-mail?!" Laki-laki itu berpikir sejenak, lalu menjawab, "Ya, saya mungkin sudah jadi office boy di Perusahaan Besar yang mana tiap bulannya paling-paling punya gaji rutin 1,2juta!!"
Dari sini kita bisa melihat, kita bisa memilih reaksi apa yang akan kita munculkan dalam menghadapi situasi seperti si pemuda tadi.. Bisa saja kita terus mengomel, marah, dan melakukan blaming terhadap kejadian itu, maka tidak ada juga yang kita peroleh. Tapi bila kita bisa mengubah reaksi kita, memanfaatkan celah dan kesempatan yang ada dari suatu kejadian betapapun buruknya, kita pasti juga akan memperoleh hasil yang baik dari kejadian tersebut.

Dari cerita diatas, kita mendapatkan pesan supaya pandai memilih reaksi apa yang akan kita munculkan dalam menghadapi suatu kejadian. Kita bisa saja hanya bertindak pasif dan menerima kejadian tersebut. Tapi kita bisa juga melakukan change dan mendapatkan hasil yang luar biasa dari kejadian yang tampaknya buruk sekalipun. KITA BISA!
Salam,

Handoko